Beranda | Artikel
Tidak Boleh Taklid Buta
Rabu, 17 Desember 2014

rantai putus

oleh : Syaikh Muhammad al-Imam hafizhahullah

العالم يزل وتحصل منه الزلات وليس بمعصوم، ولكن ماذا يصنع مع زلته، زلته تترك ولا يعني يتعصب لها ولاتُجعل حقا ودينا، والعالم تبقى مكانته ويعتذر له، وهو أيضا يرجع عن خطائه إن عرف أنه أخطأ وتسير الأمور على سداد ورشاد. وعلى كل في أوساطنا أشخاص همهم الطعن والقدح في من يريدوا أن يقدحوا ويطعنوا فيه. نحن لا نرضى لهم بهذا الطريق

Seorang alim/ahli ilmu atau ulama terkadang tergelincir/bersalah, dan bisa jadi muncul darinya berbagai kekeliruan yang tidak disengaja. Karena dia bukanlah orang yang ma’shum/terpelihara dari kesalahan.

Akan tetapi apa yang harus dilakukan bersama dengan kekeliruannya itu. Kekeliruannya harus ditinggalkan. Tidak boleh seorang kemudian fanatik buta terhadapnya, dan tidak pula menjadikannya sebagai kebenaran dan agama. Seorang alim tetap dalam keagungan kedudukannya dan diberi udzur/toleransi.

Dan seorang alim juga hendaknya rujuk dari kesalahannya jika dia mengetahui bahwa dia keliru, sehingga berjalanlah urusan itu menuju kebaikan dan kelurusan. Bagaimana pun juga, kita dapati kenyataan bahwa di tengah-tengah kita -penimba ilmu- ada orang-orang yang keinginannya adalah menebar celaan dan kritikan tak sehat kepada orang yang mereka kehendaki untuk dicela dan dicerca.

Kami jelas tidak ridha dengan jalan mereka ini.


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/tidak-boleh-taklid-buta/